Rabu, 29 April 2009

Pemimpin oh pemimpin.........

Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw
adalah para pemimpin ilahiah, maka:
1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?
2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem
demokrasi, bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat
suara Tuhan"?
3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa
pemimpin tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah
contoh politik praktis dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah
saw yg kepemimpinannya dipilih oleh kaum (rakyat)nya?
4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka
itu namanya ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg
berijtihad dalam hal ini? Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi
persyaratan ijtihad? Jika tidak, maka dari awal langkahnya sudah
batil. Jika itu batil, maka semua pengikutnya adalah batil alias dosa.
5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada
otoritas ulama yang bertanggung jawab.
6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat
(demokrasi)? Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?



Diskusi Hangat: Benarkah Khilafah Islamiyah menjamin tegaknya keadilan dan Kebenaran?

Dalam menjelaskan sistem pemerintahan Ilahiah Al-Qur’an menggunakan
beberapa istilah antara lain: Khilafah, Imamah, wilayah, imarah,
mamlakah (kerajaan). Khilafah orangnya khalifah artinya pengganti atau
penerus; Imamah, imam artinya panutan, yang didepan, pemimpin;
Wilayah, wali artinya kekasih, pelindung, penolong, yang diikuti,
pemimpin; Imarah, amir artinya yang memerintah, pemimpin; Mamlakah,
malik artinya raja.

Kata khilafah misalnya disebutkan dalam surat Al-Baqarah: 30; kata
Imamah dalam surat Al-Baqarah: 124; kata wilayah dalam surat Al-
Maidah: 55; kata Imarah dalam surat An-Nisa’: 59; Mamlakah (kerajaan)
misalnya dalam surat Al-Baqarah: 247, Ali-Imran: 26.

Semua istilah tersebut merujuk pada sistem pemerintahan Ilahiah.
Pemerintahan yang dimaksudkan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan
sesuai dengan kehendak Allah Yang Maha Adil dan Maha Benar; untuk
menyebarkan dan mendistribusikan kesejahteraan pada semua lapisan umat
manusia sesuai dengan keinginan Allah Yang Maha Dermawan, Maha Kasih
dan Maha Sayang.

Sebagian kaum muslimin yakni Hizbut Tahrir sangat getol memperjuangkan
sistem pemerintah Ilahiyah dengan istilah “Khilafah Islamiyah”. Mereka
memperjuang sistem pemerintahan ini dengan semangat yg tak kenal lenah
dan kompromi. Bahkan terkesan bahwa sistem yang lain apapun bentuknya
sebagai pemerintahan Thaghut. Mereka ingin mencontoh khalifah-khalifah
sebelumnya. Mereka mengkampanyekan di setiap kesempatan.

Untuk itu perlu kita diskusikan, sharing ilmu, dan menambah wawasan
tentangnya, antara lain:

1. Dapatkan sistem Khilafah Islamiyah puncak kepemimpinannya diduduki
oleh siapa saja? Atau dengan PEMILU atau MUSYAWARA?
2. Siapakah yang dimaksudkan khalifah, penerus Nabi saw untuk
menjalankan roda pemerintahan Ilahiyah tersebut?
3. Benarkah para khalifah terdahulu itu telah mewujudkan keadilan dan
kebenaran seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw?
4. Apa istilah dan sistem yang digunakan oleh Rasulullah saw dalam
pemerintahannya: Khilafah, wilayah, Imamah, atau kerajaan seperti Nabi
Sulaiman dan Dawud?
5. Bolehkan sistem khilafah pasca Rasulullah saw diselenggarakan
dengan musyawarah dan demokrasi?
6. Benarkah Khilafah Islamiyah yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir
konsep dan sistemnya sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah dan
Rasul-Nya?
7. Bolehkah sistem pemerintahan Ilahiyah menggunakan istilah lain
sebagaimana telah disebutkan, misalnya: wilayah Islamiyah, mamlakah
Islamiyah (kerajaan Islam), dan lainnya?
8. Apakah sistem khilafah Islamiyah pasca Rasulullah saw jumlah
khalifahnya tidak dibatasi oleh Allah dan Rasul-Nya sampai akhir
zaman? Jika tidak dibatasi bagaimana dengan hadis Rasulullah saw
berikut ini:

“Sesungguhnya persoalan ini (khilafah Islamiyah) tidak akan tercapai
sehingga ia berada di bawah kepemimpinan 12 khalifah.” Kemudian
Rasulullah saw mengucapkan suatu kalimat yang tidak jelas bagiku. Lalu
aku bertanya kepada ayahku tentang apa yang diucapkan oleh beliau.
Ayahku berkata bahwa Nabi saw bersabda: “Semuanya dari suku Quraisy.”
Hadis ini diriwayatkan oleh Jabir bin Sammarah (Shahih Muslim 2, bab
mengikuti suku Quraisy)





Prediksi Falakiyah terhadap Kalah-Menang Dalam Perpolitikan

Akhir-akhir ini bangsa Indonesia, khususnya para politisi, sedang
sibuk mengosong Capres dan Cawapres. Siapakah di antara mereka yang
akan memang menjadi Presiden RI?

Pala ulama terdahulu dalam kitab-kitab klasiknya seperti Mujarrbat
Imamiyah dan Syamsul Ma’arif, telah membuat rumus-rumusan antara lain
tentang Menang dan Kalah dalam perpolitikan dan kekuasaan. Berikut ini
salah satu rumus dan Cara menghitungnya:

Hitunglah, misalnya dua nama calon wapres, berdasarkan huruf ABJADUN:

Untuk mengetahui kalah dan menang antara dua perlawanan, jumlahkan
masing-masing namanya kemudian dibagi 9 (sembilan):
(A) Jika jumlah sisanya beda dan keduanya genap, maka angka yang lebih
kecil menang.
(B) Jika jumlah sisanya beda dan keduanya ganjil, maka angka yang
lebih kecil menang.
(C) Jika jumlah sisanya beda, yang satu genap dan yang lain ganjil,
maka angka yang besar menang.
(D) Jika jumlah sisanya sama dan kedua genap, maka yang dilawan
(ditantang) menang.
(E) Jika jumlah sisanya sama dan kedua ganjil, maka yang melawan
(menantang) menang.

Contoh: Dawud (داود) dan Jalud (جالود). Musa (موسى) dan (فرعون ).
Jumlah huruf nama Dawud (15), nama Jalud (44). Setelah masing-masing
dibagi (9), sisa nama Dawud (6) nama Jalud (8). Kemudian lihat rumusan
di atas, ternyata (A), yaitu Nabi Dawud (as) menang.

Jumlah huruf nama Musa (116), nama Fir’un (406). Setelah masing-masing
dibagi (9) sisa nama Musa (8) dan nama Fir’un (1). Kemudian lihat
rumusan di atas, ternyata (C)) yaitu Nabi Musa (as).

Dengan rumus perhitungan tersebut kita dapat memprediksinya jauh-jauh
hari disamping kita memperhitungkan sebab2 materialnya. Cobalah kita
hitung nama lengkap Capres2 kita: SBY, Megawati, Jusuf Kalla, dan
lainnya. Dan coba hitungan kerasian pasangan Capres dan Cawapres,
perhitungannya agak beda.

NILAI ANGKA HURUF ABAJADUN:
ا = 1; ب = 2; ج = 3; د= 4; ه = 5; و = 6; ز = 7; ح = 8; ط = 9; ي = 10.

Senin, 06 April 2009