Jumat, 02 Januari 2009

Jelang Operasi Militer Darat Israel ke Gaza: “Seperti Apa Kekuatan Militer HAMAS?” (Bagian Satu)


Sekilas Sejarah HAMAS

Simbol kelompok HAMAS

Simbol kelompok HAMAS

HAMAS adalah singkatan dari Harakat Al-Muqawwamat Al-Islamiyyah atau The Islamic Resistant Movement. Sejarah HAMAS bermula sebagai kelompok paramiliter yang mayoritasnya bermazhab Sunni (Ahlussunnah wal jama’ah), lalu berkembang menjadi sebuah partai politik yang berhasil memenangkan mayorits kursi di parlemen Palestina.

As-Syahid-Syeikh Ahmad Yasin

As-Syahid-Syeikh Ahmad Yasin

As-Syahid Dr. Abdel Aziz al-Rantissi

As-Syahid Dr. Abdel Aziz al-Rantissi

Mujahid Muhammad Taha sesaat setelah dibebaskan dari penjara Israel

Mujahid Muhammad Taha sesaat setelah dibebaskan dari penjara Israel

HAMAS didirikan pada tahun 1987 oeh As-Syahid Syeikh Ahmad Yassin, As-Syahid Dr. Abdel Aziz al-Rantissi, dan Muhammad Taaha yang merupakan sayap atau bagian dari kelompok Ikhwanul Muslimin (Islamic Brotherhood) di Palestina pada saat awal Intifadha berlangsung dari tahun 1987 hingga 1993.

As-Syahid Syeikh Ahmad Yasin beramah tamah bersama Rahbar di Teheran, Iran.

As-Syahid Syeikh Ahmad Yasin beramah tamah bersama Rahbar di Teheran, Iran.

Mesi hanya bersenjatakan batu dan katapel. Inilah permulaan perlawanan bangsa Palestina melalui gerakan Intifadha.

Meski hanya bersenjatakan batu dan katapel. Inilah permulaan perlawanan bangsa Palestina melalui gerakan Intifadha.

Pada Pemilu Palestina tahun 2006, partai politik HAMAS telah berhasil memenangkan 76 kursi parlemen dari 132 kursi yang dicanangkan saat itu. Kemenangan HAMAS di panggung politik bangsa Palestina ini secara langsung telah mengguncang kekuatan Fatah (PLO atau Palestinian Liberation Organization) sekaligus mengubah konstalasi politik di Timur Tengah yang selama beberapa dekade sebelumnya selalu dikuasai oleh PLO.

HAMAS yang sebelumnya selalu dianggap sebagai kelompok paramiliter sempalan, kini layak diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan perlawanan bangsa Palestina yang mampu membuat kelompok penjajah Zionis keteteran. Budak-budak Zionis paling setia, seperti Amerika dan Eropa, serta beberapa elit politik Arab di Timur Tengah pun merasa gerah dengan keberhasilan atas pencapaian HAMAS di panggung politik Palestina dan dunia. Simpati, dukungan moral dan finansial dari kaum Muslimin dan juga sebagian masyarakat internasional pun segera mengalir ke HAMAS dan hal itu membuat wajah organisasi PLO tampak seperti “macan ompong”.

Setelah kemenangan HAMAS pada tahun 2006, Hizbullah di Lebanon termasuk Iran pun langsung menyatakan siap untuk mendukung HAMAS termasuk mensuplai HAMAS dengan persenjataan dan military know-how. Tanpa menunda lagi, pada tahun yang sama, militer Israel segera menyerbu wilayah pertahanan Hizbullah di Lebanon Selatan yang awalnya ditujukan untuk melumpuhkan militer Hizbullah, tapi malah berujung dengan kemenangan Hizbullah setelah 30 hari lebih bertempur dan pasukan Israel dipecundangi Hizbullah.

Beberapa Persenjataan HAMAS

1. Rudal Anti Tank Al-Bana dan Al-Yassin

Rudal Albana

Rudal Albana

Rudal Al-Yaasin

Rudal Al-Yaasin

Jangan menganggap enteng rudal jarak pendek yang radius tembaknya hanya sejauh 500 meter ini. Karena meskipun radiusnya hanya 1/2 kilometer, tapi daya ledaknya mampu meluluh lantakkan tank Merkava Israel. Di samping itu, sistem peluncurannya yang sederhana dan hanya mengkonsumsi batere kecil membuat ia sangat sulit dideteksi oleh pihak lawan dan memang sangat cocok untuk pertempuran di dalam kota atau Urban War. Kabar baiknya, rudal yang aslinya buatan Rusia dengan nama PG-2 ini sudah mampu diproduksi secara mandiri oleh HAMAS. Intelijen Israel sendiri memprediksikan bahwa hampir seluruh anggota HAMAS mampu mengoperasikan rudal anti tank ini.

2. Rudal Anti Tank Al-Batar

Al-Batar adalah rudal anti tank jarak jauh yang membawa hulu ledak seberat 3,5 kilogram. Radius tembaknya adalah sekitar 3 kilometer atau 1,7 mil. Meski sudah dikonfirmasi keberadaannya oleh pihak intelijen Israel, tapi hingga saat ini, HAMAS sendiri belum mau memperagakan kekuatan rudalnya yang canggih ini. Sistem pengoperasiannya yang laser guided ditambah daya ledaknya yang besar mengakibatkan sopir-sopir panser Israel ciut dengan rudal HAMAS yang satu ini.

3. Rudal Al-Samoud

Rudal 120mm darat ke darat ini memiliki radius tembak sejauh 8 kilometer. Sangat sedikit sekali informasi yang dimiliki militer Israel mengenai rudal HAMAS yang satu ini. Yani, apakah HAMAS telah memproduksinya secara mandiri ataukah ia masih disuplai dari luar negeri.

4. Rudal Anti Pesawat, UAV, dan Helikopter.

Pada bulan November 2004, HAMAS mengungkapkan kepada media dunia bahwa militer HAMAS kini sedang mengembangkan rudal darat ke udara yang mampu menjatuhkan pesawat-pesawat Israel. Proyek rahasia militer HAMAS ini dipimpin langsung oleh As-Syahid Nasir Rayyan. Meskipun canggih, tapi pengoperasiannya khusus sekaligus membutuhkan kecermatan. Intelijen Israel memprediksikan bahwa Iran dan Hizbullah terlibat atas pelatihan khusus yang diberikan kepada militer HAMAS. Rudal ini berasal dari Rusia dengan nama SA-7 dan telah beberapa kali digunakan Hizbullah untuk merontokkan helikopter dan UAV Israel.

5. Rudal Hawkeye

Rudal ini telah berhasil dikembangkan secara mandiri oleh Brigade Syuhada Jenin. Ia memiliki jarak tembak sejauh 55 kilometer dan memapu membawa hulu ledak seberat 5 kilogram.

6. Rudal Kafah

Menurut laporan intelijen bahwa rudal ini awalnya dikembangkan oleh milisi FATAH dan pada November 2004 pernah digunakan untuk merangsak pertahanan Israel di Netzarim. Pada Oktober 2005, Brigade Syuhada Al-Aqsha mengumumkan bahwa mereka telah memodifikasi rudal ini dan menamakannya Al-Aqsha 3. Rudal ini memiliki jarak tembak sejauh 17 kilometer.

7. Rudal Nasser

Rudal ini memiliki beberapa klasifikasi, dari yang jarak pendek, menengah, hingga jarak jauh. Rudal yang sudah dimodifikasi HAMAS ini memiliki daya ledak dua kali lebih kuat dari aslinya. Pada 28 Juni 2004, rudal ini berhasil menewaskan dua tentara Israel yang diklaim Israel sebagai warga sipil.

Rudal Jarak Menengah Nasser 3

Berat: 30 kg
Panjang: 160 cm
Diameter: 90 mm
Radius: 9 km
huku Ledak: 9-10 kg

Rudal Jarak Pendek Nasser 3

Berat 25 kg
Panjang: 125 cm
Diameter: 90 mm
Radius: 6 km
Hulu Ledak: 9-10 kg

Rudal Jarak Jauh Nasser 3

Berat: 40 kg
Panjang: 180 cm
Diameter: 115 mm
Radius: 9 km
Huku Ledak: 9-10 kg

Bersambung … ;)

Kamis, 01 Januari 2009

NASRULLAH, SINGA HIZBULLAH





Hasan bin Abdulkarim Nasrullah lahir di dusun miskin, Bazuriyah, Lebanon Selatan, pada Agustus 31 1960. Ia menyelesaikan studi tingkat dasar di Madrasah an-Najah lalu melanjutkannya di madrasah Sin al-Fil. Saat menuntut ilmu inilah, Hasan Nasrullah bertemu dengan para aktivis milisi Amal, sebuah organisasi semi-militer yang didirikan Sayyid Musa Shadr. Karena kepribadian dan militansinya, ia ditunjuk sebagai ketua Amal di dusun tersebut sambil melanjutkan studi tingkat menengah di sekolah milik pemerintah di Shur.

Di Shur, ia berkenalan dengan Sayyid Muhammad Gharawi yang menjadi guru agama di mesjid Musa Shadr. Berkat bantuan Gharawi, pada 1976, Nasrullah yang baru berusia 16 tahun berkesempatan pergi ke Najaf, pusat keagamaan Syiah (hawzah) untuk memulai pendidikan agama. Di kota tersebut, ia bertemu dengan Sayyid Muhammad Baqir Shadr. Kefasihannya berbahasa Arab sangat menarik perhatian Sayyid Baqir Shadr. Maka, Hasan Nasrullah pun diperkenalkan Sayyid Baqir Shadr dengan Sayyid Abbas Musawi. Pertemuannya dengan Abbas Musawi menjadi titik tolak monumental dalam sejarah Lebanon yang berujung pada pendirian Hizbullah Lebanon pada 1982.

Sayyid Muhammad Baqir Shadr meminta Sayyid Abbas untuk membimbing dan menjamin seluruh kebutuhan hidup Hasan Nasrullah. Abbas Musawi yang dikenal sebagai guru yang amat disiplin telah mendidiknya secara intens bahkan pada masa libur musim panas. Inilah yang menyebabkan proses studi Nasrullah berjalan singkat dan berhasil menyelesaikannya secara gemilang pada 1978.

Pada masa tersebut, iklim politik Irak mulai mengalami perubahan secara umum, ketika penguasa rezim Baath melakukan intimidasi atas para pelajar hawzah dari pelbagai negara. Kondisi para pelajar Lebanon lebih buruk karena kerap menjadi sasaran pengintaian para agen rezim. Ini karena mereka dianggap bergabung dengan organisasi-organisasi yang dilarang di Irak, seperti Partai Dakwah.

Pada suatu hari, aparat keamanan Baath melakukan penggerebekan ke mesjid tempat Nasrullah belajar dan menculik Sayyid Abbas Musawi serta sejumlah muridnya untuk mendeportasi mereka ke Lebanon. Untungnya, saat peristiwa itu terjadi, Nasrullah tidak berada di tempat. Kesibukannya dalam aktivitas politik Amal dan situasi politik Irak yang makin buruk inilah yang membuatnya mengambil keputusan untuk kembali ke Lebanon.

Selama di Lebanon, kepribadian, semangat, dan militansi Hasan Nasrullah sangat menonjol sehingga dipercaya sebagai penanggung jawab Amal di Beka. Ini posisi penting dan cermin kredibiltas serta integritas moral yang tinggi.

Pada 1982, Zionis Israel melakukan agresi ke Lebanon. Amal pun retak menjadi dua kubu: kubu kiri pimpinan Nabih Barri, ketua Parlemen Lebanon, mengusulkan aliansi dengan Front Penyelamatan Nasional sementara kubu kanan, pimpinan Sayyid Abbas Musawi, menentangnya. Setelah kompromi buntu, dua kubu itu pun pecah. Para pendukung kubu kanan menjadikan Iran sebagai patron dan penyuplai dukungan material dan spiritual karena invasi Israel ke Lebanon terjadi pada masa-masa awal revolusi Islam Iran. Tidaklah mengherankan bila kubu ini akhirnya menyatakan keluar dari Amal karena menganggap Amal telah melenceng dari visi yang digariskan Musa Shadr.

Sejak saat itulah, volume perlawanan terhadap pendudukan Israel dimulai seiring dengan meluasnya tradisi ‘kesyahidan’ dan ‘jihad di jalan Allah’ sebagai moto aksi yang diimbangi dengan program pengkaderan secara massif dan terstruktur.

Sebenarnya alasan utama penentangan kubu kanan untuk bergabung ke dalam Front Penyelamatan Nasional adalah keberadaan Bashir Gamayel yang dicurigai menjadikan front aliansi tersebut sebagai kendaraan politik untuk mencapai kursi kepresidenan. Alasan lain adalah kedekatan Bashir dengan rezim Israel.

Inilah bibit pertama lahirnya Hizbullah Lebanon. Para pendukung Abbas Musawi berkerja keras mengajak para pemuda Lebanon untuk keluar dari Amal pimpinan Nabih Barri dan bergabung ke dalam organisasi baru bernama Hizbullah. Organisasi ini pun mengalami kemajuan pesat dan kini menjadi salah satu partai terkuat di Lebanon, bahkan di dunia Arab dan Islam.

Pada periode kelahiran Hizbullah, Nasrullah yang baru berusia 22 tahun belum menjadi salah satu pimpinan terasnya. Tugasnya saat itu hanya memobilisasi para pejuang dan membangun sel-sel militer yang kelak sangat ditakuti kalangan militer Israel di Lebanon Selatan.

Beberapa waktu kemudian Nasrullah ditunjuk sebagai wakil penanggung jawab wilayah Beriut menggantikan Ibrahim Ahmad Sayyid, mantan anggota parlemen dari fraksi Hizbullah. Sejak memegang jabatan itu, karir Nasrullah melesat. Kemudian ia menjadi penanggung jawab wilayah Beirut. Lalu ia dipercaya sebagai penanggung jawab eksekutif yang bertugas menerapkan keputusan-keptusan Majelis Syura. Namun, jabatan ini dirasakan banyak pihak kurang cocok dengan potensinya. Maka, ia menyerahkan jabatan itu kepada Syeikh Na’im Qasim dan melanjutkan studi di Qom, Iran. Namun, situasi politik di Lebanon yang kian membara, terutama konflik antara Hizbullah dan Amal yang kian meluas, membuatnya harus kembali.

Sekembali dari Iran, ia tidak mempunyai jabatan tetap. Ketika Sekjen Hizbullah, Sayyid Abbas Musawi, syahid akibat serangan Isarel pada 1992, Nasrullah pun terpilih sebagai sekjen meski usianya saat itu masih sangat muda. Namun, jiwa kepempimpinan dan sikapnya yang militan telah memainkan peranan penting dalam penguatan posisi Hizbullah dalam peta politik Lebabon dan Timur Tengah secara umum. Setelah berjalan beberapa bulan sejak peristiwa pembunuhan Sayyid Abbas Musawi, Hasan Nasrullah mengubah Hizbullah menjadi sebuah kekuatan politik. Meskipun baru menjadi partai politik, ia berhasil membuat Hizbullah meraup suara yang cukup besar, terutama di propinisi bagian Selatan dan Beka. Jumlah pendukungnya makin besar dalam pemilihan legislatif pada 1996, 2000, dan 2005.

Nasrullah percaya bahwa Islam adalah solusi bagi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Suatu ketika, ia menyatakan, "Menyangkut kita, secara ringkas, Islam bukan sekedar agama yang meliputi shalat dan doa tetapi juga risalah Ilahi yang dirancang bagi umat manusia. Islam mampu menjawab setiap pertanyaan yang orang ajukan ihwal kehidupan individu dan sosialnya. Islam adalah agama yang dirancang bagi suatu masyarakat yang bisa melakukan revolusi dan membentuk sebuah negara."

Nasrullah berulang kali mengalami usaha pembunuhan Israel. Rumah dan kantornya dihancurkan serangan bom Israel selama krisis Lebanon-Israel pada 14 Juli 2006. Sebelumnya, ia sudah kehilangan putra tertuanya, Muhammad Hadi, yang syahid setelah dibom tentara Israel pada September 1997.

Ia mempunyai seorang istri, Fathimah Yasin, dan dikarunai lima anak, yaitu Muhammad Hadi, Muhammad Jawad, Zainab, Muhammad Ali, dan Muhammad Mahdi.

Kini mata dunia tertuju kepada sosok kharismatik ini. Hasan Nasrullah bersama beberapa pemuda Hizbullah nyaris berjuang sendirian menghadapi agresi Israel yang didukung Amerika dan ditonton sebagian besar negara Arab. "Kita akan membuktikan bahwa darah akan mengalahkan pedang di sini," katanya dalam ceramah beberapa waktu lalu.

Semoga hati umat Islam, terutama di Indonesia, tergugah dan mengenyampingkan perbedaan mazhab seraya berteriak bersama menentang skenario adu-domba Syiah dan Sunni serta memberikan dukungan moral kepada setiap pejuang sejati.